SURABAYA – Banyak sekali potensi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Jawa Timur yang dapat dikembangkan pemasarannya. Namun masih sedikit yang ditunjang dengan kemasan yang baik dan menarik, sehingga menyebabkan lemahnya daya saing pemasaran produk. Berangkat dari hal tersebut, tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) membantu tingkatkan daya saing UMKM yang ada di Jawa Timur dengan membuat desain kemasan yang lebih memikat.
Abmas bertajuk Gerakan 1.000 Desain Kemasan ini diketuai oleh Sayatman SSn MSi. Abmas ini juga merupakan bentuk kerja sama ITS dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim). Sayatman, Kamis (21/7/2022) mengungkapkan, Abmas ini lebih tepatnya adalah peran ITS untuk memberi penguatan dan pengembangan pada program pemerintah One Pesantren One Product (OPOP). “Jadi Abmas kami juga melibatkan pemerintah dan akademisi termasuk dosen dan mahasiswa, ” sebutnya.
Ketua Tim Abmas Gerakan 1.000 Desain Kemasan ITS Sayatman SSn Msi
Maka dari itu, lanjutnya, sasaran Abmas kali ini berfokus kepada komunitas pesantren. Sayatman menjelaskan, selain sebagai tempat pendidikan dan dakwah, pesantren juga merupakan tempat pemberdayaan ekonomi masyarakat. Bahkan, pesantren juga diharapkan menjadi sumber produk-produk unggulan yang mampu diterima pasar.
Sayatman menyatakan, Abmas yang dipimpinnya ini sudah dimulai sejak 30 Maret lalu. Abmas ini menjadi salah satu Abmas prioritas ITS yang beranggotakan sekitar 30 dosen dan lebih dari 100 mahasiswa KKN yang tersebar di Fakultas Desain Kreatif dan Bisnis Digital (FDKBD) ITS. “Untuk itu, kami berkomitmen mendukung penuh pengembangan program One Pesantren One Product di Jawa Timur ini, ” tutur lelaki asal Tasikmalaya ini.
Desain Kemasan Batik Wulung Samudra, karya mahasiswa Desain Komunikasi Visual ITS Achmad Hufaf Dwi Ardana
Adapun hal pertama yang dilakukan adalah mengadakan Focus Group Discussion (FGD) bersama jajaran tim di Subdirektorat Pengabdian Masyarakat ITS. Lebih lanjut, tim Abmas bekerja sama dengan Sekretariat Program OPOP Jawa Timur untuk mendapat kontak pihak UMKM mitra yang tersebar di Jawa Timur. Sebagian data mitra juga didapat melalui hubungan langsung ke pesantrennya.
Baca juga:
Koramil 0824/02 Arjasa Bangun Mushola
|
Selanjutnya, tim berdiskusi dengan UMKM secara online atau pun offline untuk menggali informasi dan mendapatkan gambaran kemasan eksistingnya. “Beberapa UMKM belum memiliki desain kemasan dan bahkan ada yang belum memiliki merek, maka di situ tugas kami untuk membantu, ” ujar dosen Departemen Desain Komunikasi Visual (DKV) ini.
Tidak berhenti di situ, setelah berdiskusi dengan UMKM mitra, tim Abmas lanjut mengerjakan desain digital kemasannya. Tim juga memberikan konsultasi dan bimbingan dalam meningkatkan kualitas kemasan sesuai produknya. Dengan demikian, UMKM mitra dapat memahami bagaimana memasarkan produk mereka ke depannya.
Desain Kemasan Lirboyo Bakery, salah satu karya desain tim Abmas Gerakan 1.000 Desain Kemasan dari ITS
Selepas itu, Sayatman yang juga Kepala Lab Branding dan Strategi Komunikasi ITS ini menuturkan, para UMKM mitra menerima hasil desain kemasan produknya dari ITS dan dapat menggunakannya untuk menjadi acuan kebutuhan produksi massal. “Semoga desain kami dapat membantu meningkatkan daya saing dan daya jual produk UMKM di pasar, ” ujar Sayatman penuh harap.
Achmad Hufaf Dwi Ardana, salah satu mahasiswa anggota tim Abmas, mengungkapkan bahwa dengan adanya program ini, mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmunya dalam membantu masyarakat. Pemuda yang akrab disapa Hufaf ini pun turut membantu mendesain kemasan Batik Wulung Samudra dari Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah, Lamongan. “Tanggapan masyarakat baik sekali dan mengapresiasi hasil desain yang diberikan. Untuk hasil desain lainnya dapat dicek pada akun Instagram @desainkemasan_its, ” ungkapnya.
Desain Kemasan Madu Rukyah Mustajab, salah satu karya tim Abmas Gerakan 1.000 Desain Kemasan dari ITS
Sayatman kembali menyebutkan, banyak pula produk inovasi produk pesantren seperti makanan dan minuman (Mamin), hasil perkebunan dan agrikultur, mode, peternakan, serta pangan. Sayatman juga menilai sudah banyak produk UMKM pesantren yang telah memiliki desain kemasan bagus. Harapannya, dalam jangka panjang akan tumbuh lebih banyak produk unggulan UMKM pesantren yang semakin baik dari sisi desain kemasan, produk maupun pemasarannya.
Masih dalam hal desain kemasan, saat ini Sayatman juga bergabung dalam tim yang sedang mengembangkan Program Layanan Rumah Desain Kemasan ITS atau ITS Packaging Design House. Ke depannya, layanan ini akan menerima permintaan desain merek dan kemasan dari berbagai golongan masyarakat dan industri. Harapannya, akan semakin banyak UMKM yang terbantu. “Melalui desain, mari kita jadikan produk UMKM menjadi lebih berkualitas dan lebih berdaya saing tinggi, ” tandasnya memotivasi. (HUMAS ITS)
Reporter: Gandhi Kesuma