MOJOKERTO, - Komandan Korem 082/CPYJ Kolonel Inf Unang Sudargo., S.H., M.M bersama Kasrem 082/CPYJ dan Perwira staf nonton bareng Wayang orang “Pandawa Boyong” secara Video Conference bertempat di ruang data Korem 082/CPYJ Jalan Veteran No.3 Kota Mojokerto, minggu (15/1/2023).
Dalam rangka memperingati Hari Dharma Samudera Tahun 2023, TNI Angkatan Laut menggelar pagelaran budaya wayang orang “Pandawa Boyong”.
Kolonel Unang mengatakan, Tidak tanggung-tanggung Pagelaran wayang orang yang diselenggarakan di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta kali ini dengan Lakon "Pandawa Boyong" yang diperankan oleh Panglima TNI, Kapolri, Kasad, Kasal, Kasau dan Pejabat TNI lainnya
Lakon Pandawa Boyong ini mengisahkan babak ketika lima orang ksatria bersaudara boyongan (pindah) dari Alengka yang dikuasai Kurawa ke Astinapura. Kepindahan itu untuk memerdekakan diri dari kekuasaan Kurawa. Mereka harus berperang melawan Kurawa yang jumlahnya jauh lebih besar dengan punya persenjataan lebih banyak. Namun berkat kesungguhan yang didasarkan niat baik, Pandawa dapat memenangkan perang.
Pada Inti boyongnya Pandawa ke Astina menjadi pesan moral masyarakat agar lebih memahami, menghayati dan mengamalkan Pancasila. Bahkan sosok dalam Pandawa Lima pun relevan dengan semangat dan nilai-nilai Pancasila, Ujar Kolonel Unang.
Puntadewa adalah simbol ke-Tuhanan yang menjadi sila pertama dalam Pancasila. Bimasena yang adil dan penuh rasa kemanusiaan, mewakili sila ke dua Pancasila. Arjuna mencerminkan semangat persatuan dan kesatuan yang dinyatakan dalam sila ke tiga Pancasila. Nakula menyimbolkan sila ke empat, yaitu permusyawaratan masyarakat. Sedangkan kembarannya, Sadewa simbol dari sila ke lima, keadilan sosial yang benar-benar adil.
Dan pagelaran wayang orang tersebut terasa lain dan istimewa, karena tidak dimainkan oleh para seniman profesional, tetapi rata rata diperankan oleh para prajurit sendiri. Ini menjadi bukti bahwa TNI tidak main-main dalam mengambil peran aktif melestarikan kesenian wayang orang, Tambahnya. (Penrem CPYJ).